Gowa, 15 Juli 2025 — Mahasiswa Program Studi Sejarah Peradaban Islam (SPI) angkatan 2022 dari kelas AK4 dan AK2 sukses menggelar dua pementasan teater yang mengangkat kekayaan sejarah lokal. Pertunjukan ini diselenggarakan di Lecture Theatre Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Alauddin Makassar sebagai bagian dari aplikasi mata kuliah Penerjemahan Naskah Klasik. Pementasan ini menjadi ajang unjuk kreativitas sekaligus pembuktian kemampuan mahasiswa dalam menghidupkan kembali sejarah lewat media seni.
Dibimbing oleh dosen pengampu mata kuliah, Ibu
Mastanning, S.Hum., M.Hum., para mahasiswa menampilkan hasil interpretasi
mereka terhadap naskah-naskah kuno ke dalam bentuk drama panggung. Inisiatif
ini menjadi wujud konkret penerapan pembelajaran kontekstual dan berbasis
proyek di lingkungan akademik. Seni pertunjukan dipilih sebagai medium untuk
menjembatani pemahaman sejarah yang lebih hidup dan menyentuh audiens masa
kini.
Kelas AK4 menampilkan pertunjukan berjudul “Angin
Perubahan di Desa Balanipa”, yang mengangkat kisah transformasi sosial di
sebuah desa historis di wilayah Mandar, Sulawesi Barat. Drama ini menggambarkan
konflik batin dan sosial yang dihadapi masyarakat setempat dalam menyikapi arus
modernitas, tanpa meninggalkan akar budaya dan nilai-nilai leluhur. Penonton
diajak menyelami dilema antara mempertahankan tradisi dan merespons perubahan
zaman.
Sementara itu, kelas AK2 menyuguhkan lakon
“Cahaya dari Bone: Terbentuknya Sebuah Kerajaan”, yang mengangkat proses
berdirinya Kerajaan Bone di Sulawesi Selatan. Dengan visualisasi yang kuat,
dialog yang tajam, dan akting penuh semangat, para mahasiswa sukses
membangkitkan kembali semangat masa lampau yang heroik dan sarat nilai
kepemimpinan. Uniknya, naskah ini sebelumnya pernah dikembangkan oleh mahasiswa
SPI dalam bentuk komik sejarah, menandai konsistensi eksplorasi kreatif di
lingkungan jurusan.
Dosen pembimbing, Ibu Mastanning, S.Hum., M.Hum.,
mengungkapkan apresiasinya terhadap semangat dan dedikasi mahasiswa. Ia
berharap metode pembelajaran yang inovatif seperti ini dapat terus dikembangkan
untuk menumbuhkan minat belajar sejarah sekaligus meningkatkan keterampilan
berpikir kritis, kolaborasi, dan komunikasi mahasiswa. Pementasan ini pun
disambut antusias oleh sivitas akademika yang hadir dan menjadi bukti bahwa
sejarah dapat dihadirkan secara menarik dan relevan di era kekinian.